Kebutuhan bergerak dari
suatu tempat ke tempat lainnya merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan
manusia. (Warpani,1990:4). Kebutuhan itu pula yang kemudian mendasari
manusia membutuhkan sarana transportasi,dan
salah satu jenis transportasi yang paling dibutuhkan manusia untuk
menunjang pergerakannya adalah sarana transportasi darat (moda
transportasi darat) karena sumber kebutuhan dalam kehidupan manusia
tersebut sebagaimana disebutkan "Warpani" adalah rata-rata di darat.
Dalam perkembangannya, jenis transportasi darat kemudian tidak hanya
menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar manusia tapi
berkembang luas dengan berbagai motivasi dan alasan yang berbeda sampai
dengan menjadi lifestyle oleh beberapa kalangan yang didominasi oleh
usia muda dengan sarana transportasi angkutan pribadi khususnya jenis
sepeda motor, bahkan tak jarang lifestyle dengan sepeda motor tersebut
bagi sebagian orang berkonotasi negatif dengan sebutan "Geng Motor".
Karena transportasi telah menjadi kebutuhan dan berkembang sebagaimana
dikemukakan di atas, menjadi suatu keharusan bagi setiap negara atau
manusia untuk menyediakan sarana transportasi tersebut, pemerintah
sebagai penyelenggara negara dengan atau tanpa melibatkan swasta
tentunya menyediakan transportasi angkutan yang peruntukan untuk umum
beserta dengan sarana dan prasarana yang menunjang transportasi tersebut
sedangkan masyarakat sebagai individu menyediakan transportasi untuk
pribadinya sendiri dengan kewajiban-kewajiban tertentu yang telah diatur
oleh peraturan perundang-undangan.
Pada kenyataannya
kebutuhan masyarakat tersebut untuk memenuhi sarana transportasi
angkutan pribadinya meningkat sangat pesat dari tahun ke tahun dengan
rata-rata pertumbuhan di Indonesia sekitar 15 %. Di wilayah Sulawesi
Selatan rata-rata pertumbuhan juga bersambut secara nasional yaitu
antara 10-15 %, yang menarik adalah angka pertumbuhan tersebut
didominasi oleh angkutan pribadi dan diperkirakan angka tersebut akan
semakin meningkat mengingat pasar otomotif sejak pertengahan tahun 2013
telah diramaikan dengan mobil murah yang ramah lingkungan dengan rentang
harga yang mumpuni bagi kalangan menengah kebawah.
Lalu
Bagaimana dengan sarana transportasi angkutan umum?, buruknya pelayanan
angkutan umum saat ini dan belum tersedianya sarana transportasi
angkutan umum massal yang nyaman dan murah seolah-olah memang tidak
memberikan pilihan lain kepada masyarakat selain memenuhi, memiliki dan
menggunakan transportasi angkutan kendaraan pribadi dalam aktivitas
sehari-hari, hal ini juga dipicu dengan berbagai tawaran yang memudahkan
seseorang memiliki kendaraan pribadi terutama sepeda motor, lalu apakah
dengan baiknya sarana dan pelayanan (murah nan nyaman) transportasi
angkutan umum secara massal, masyarakat akan beralih dari angkutan
pribadi?, dalam perhitungan cost jelas masyarakat akan beralih namun
jika menyangkut lifestyle.., maka beragam jawaban akan ditemukan, karena
hal tersebut menyangkut budaya berlalu lintas, budaya berlalu lintas
suatu negara tentu berbeda dengan negara lainnya, setiap orang pun
memiliki budaya yang berbeda-beda dalam berlalu lintas semua tergantung
dari tiap-tiap faktor yang mempengaruhinya, banyak orang lebih memilih
sepeda motor karena lebih fleksibel, taktis untuk menghindari
macet padahal memiliki kendaraan lainnya.
Disisi lain pertumbuhan jalan sangat tidak
berbanding dengan pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi, sehingga
kapasitas daya tampung ruas-ruas jalan semakin berkurang setiap harinya,
kondisi ini diperparah dengan buruknya perilaku-perilaku berlalu lintas
oleh beberapa pengguna jalan seperti tidak disiplin atau kurang
mematuhi peraturan lalu lintas dan angkutan jalan serta masih banyaknya
hambatan samping yang menghiasi jalan-jalan seperti banyak dialami oleh
beberapa daerah termasuk di wilayah Sulawesi Selatan. (Brigpol Alam/ Brigpol Ilham RTMC Polda Sulsel).
Tuesday, February 18, 2014
Lalu Lintas Sembrawut.
8:21 PM
No comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment